Rabu, 15 September 2010

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA

A. Kedatangan Belanda di Indonesia
 Pada awalnya bangsa belanda menyusuri samudera menuju ke Indonesia bertujuan untuk berdagang. Kedatangan Belanda di Indonesia sendiri diawali derngan mendarat di banten. Dan pada tahun 1619 M belanda telah menancapkan tonggak awal menjajah ketika pada waku Jan Pieter Zoen Coen menduduki jayakarta (batavia) . setelah itu perlahan-lahan bangsa belanda mampu menguasai daerah-daerah lain.
 Abad ke 17 didirikan VOC Vereenigde Oost Indische Compagnie tepatnya pada tahun 1602 yang menjadikan VOC memonopoli perdangan di Indonesia sehingga menimbulkan penderitaan warga pribumi. Keadaan ini diperparah dengan kebijakan Cultuur Stelsel atau tanam paksa pada tahun 1830-1870.
Belanda di Indonesia selain mengeksploitasi kekayaan alam juga menekan dalam hal politik dan kehidupan keagamaan rakyat. Karena memang belanda sendiri memiliki semboyan 3 G, pertama Glory(kemenangan dan kekuasaan), kedua Gold (emas dan kekayaan bangsa), ketiga Gospel (upaya mengajarakan ajaran nasrani)

B. Kebijakan Belanda terhadap pendidikan Islam di Indonesia
Pada zaman Belanda ini terdapat bermacam jenis sekolahan. Ada yang bernama Sekolah Dasar, Sekolah Kelas II, HIS, MULO, AMS dan lain-lain. Namun sekolah tersebut hanya mengajarkan mata pelajaran umum dan tidak terkandung pendidikan tentang agama terutama agama islam.
Pada tahun 1905, Belanda mengeluarkan suatu peraturan  dimana guru agama islam harus memiliki izin khusus untuk mengajar. Keadaan ini mempuat laju pendidikan islam di Indonesia pada masa itu tersendat. Selain itu Belanda juga mengelurkan aturan-aturan lain seperti :
  1. setiap sekolah atau madrasah atau pesantren harus memiliki izin dari bupati atau pejabat pemeritah Belanda.
  2. harus ada penjelasan dari sifat penbdidikan yang sedang dijalankan secara terperinci.
  3. para guru harus membuat daftar murid dalam bentuk tertentu dan mengirimkannya secara peridik kepada daerah yang bersangkutan.

Pada tahun 1926 diadakan kongres organisasi islam di bogor. Dalam kongres ini diperjuangkan agar semua peraturan pada tahun 1905 itu dihapus dan diganti dengan peraturan baru yang disebut Peraturan Ordonansi Guru. Belanda pun menyetujui, namun setelah setahun kembali Belnda penetapkan peraturan semula.
Pada abad 19 pemerintahan Belanda mulai menyelenggarakan pendidikan dengan model barat  dan diperuntukan bagi orang-orang Belanda dan juga sekelompok orang Indonesia yang dalam kalangan bangsawan atau orang berada.  Dengan adanya politik etis maka pendidikan rakyat pun juga dapat ditemui.

C. Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Masa Kolonial Belanda
a)      Pendidikan Islam di Sumatera
Berakhirnya perang Aceh melawan belanda merpakan awal bagi perkembangan
pendidikan islam di aceh. Banyak pondok pesantern didirikan pada masa itu, setelah itu muncul pula madrasah-madrasah, salah satu yang terkenal ialah madrasah Sa’adah Adabiyah di Blang Paseh Sigli pada tahun 1930 oleh Tgk. Daud Bereueh.
 Materi pendidikan pada ma situ ialah belajar huruf  Hijaiyah, Juz ’Amma, Mengaji Al-Quran.
Selain  Aceh, Minangkabau juga merupakan pusat pendidikan islam di sumatera. Malah pada masa Kolonial Belanda ini, pendidikan di minangkabau mengalami kemajan yang sangat pesat. Hala ini disebabkan banyaknya buku-buku yang masuk dari Mekkah. Buku-buku tersebut adalah buku yang dibawa oleh para penduduk Minang yang menunaikan ibadah haji dan mereka sengaj menuntut ilmu di mekkah. Pihak colonial belanda sendiri telah berusaha menyensor kitab-kitab dari luar negeri itu, namun jumlah buku yang masuk malah semakin bertambah. Susunan materi pendidikan islam di minangkabau  antara lain : belajar huruf Hijaiyah, Pengajian kitab dengan 3 tingkatan, pertama mengkaji Nahwu, salaf dan fiqih. Kedua, mengaji Tauhid. Ketiga, mengaji tafsir. Selain kedua  daerah tersebut masih banyak daerah-daerah pendidikan islam pada masa colonial belanda di sumatera seperti di jambi dan kota-kota lain. 
b)      Pendidikan Islam di Jawa Masa Kolonial Belanda

Pendidikan islam di jawa tak bisa lepas dari daerah Jawa Timur. Pada masa colonial belanda ini pendidikan island di jawa timur sangat terkenal dengan Tebuireng. Tebuireng adalah sebuah pondok pesantren  yang didirikan oleh Kyai H. Hsyim Asyari pada tahun 1904 M. pada awalnya yang ajarkan hanya agama dan bahasa arab, namun selang beberapa waktu diubah dengan disamakan dnegn mencontoh apa yang adan di Mekkah. Pondik pesanrten tebuireng juga mendirikan madrasah Salafiyah yang dipimpin oleh K.H. Ilyas. Materi yang di ajarkan ialah m,embaca huruf latin, bahasa Indonesia, mempelajari ilmu falak, mempelajari ilmu bumi dan sejarah Indonesia.
Pendidikan islam di jawa tengah berpusat dikudus. Ratusan pondok pesantren tersebar di berbagai tempat. Selain itu juga madrasah yang banyak ditemukan pada masa itu. Pondok pesantren dan madrasah pada waktu itu antara lain :

1.      Aliyatus-Saniyah Muawanatul Muslimin
Didirikan 7 juli 1915 oleh organisasi Sarikat Islam dikeenpan. Rediri dari keals nol, kelas I A, kelas I B, kemudian baru keals II s/d kelas VI, waktu untuk memenpuh utu semua sekitar 8 tahun. Mata pelajaran merupakan  campuran antara gama dan umum.

2.      Kudsiyah
Didirikan oleh K.H.R. Asnawi tahun 1318 H. terdapat 2 bagian  yaitu Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.
3.      Tsywuiqut Tullab Balai Tengahan School
Didirikan oleh K.H.A. Khaliq pada tanggal 21 November 1920. terdapat 2 bagian  yaitu Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Pada mulanya khusus untuk pelajaran bahas arab dan agam. Namun lambat laun masuk unsure-unsur pelajaran umum.

Pendidikan islam selain didaerah jawa timur dan jawa tengah tesebut, masih banyak juga daerah lain yang juga mengembangakan pendidikan islam. Misalnya di Yogyakarta degan tokoh terkenalnya seperti K.H. Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyahnya. Juga terdapat nama Kyai Munawir yang nerupakan tokoh pendiri pondok pesantren krapyak. Di Jawa Barat juga tak kalah dengan terdapatnya banyak pesantren salah satu yang terkenal ialah pesantern Gunung Puyuh di Sukabumi yang didirikan oleh Kyai H. Sanusi. Dijakarta atau Batavia juga tak luput dari adanya madrasah-madrasah contojhnya Jamiat KHeir yang didirikan pada tahun 1905. pada tahun 1919 didirikan khusus untuk siswa putra dan putrid. Tokoh utamanya ialah Syeh Ahmad Surkati. Dan masih banyak daerah-dearah lain di Indonesia yang coba melanjutkan kependidikan islam.









                                                          

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar